
Foto: Dua anak Harimau Sumatra yang tertangkap kamera trap di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun (TVRINews/HO-Kemenhut)
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Kabar menggembirakan datang dari dua kawasan konservasi di Indonesia. Dimana, telah lahir dalam kondisi sehat dua anak harimau Sumatra di Sanctuary Harimau Sumatra Barumun.
Tak hanya itu, kedua anak harimau ini berjens kelamin jantan dan betina, lahir dari pasangan induk “Gadis” dan “Monang” pada 26 Januari 2025.
Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Raja Juli Antoni, memberikan nama “Nunuk” untuk yang jantan dan “Ninik” untuk yang betina.
Menurut Raja Juli, pemberian nama bukan hanya bentuk seremoni semata, tetapi simbol dari harapan baru untuk masa depan konservasi harimau Sumatra.
Ia berharap, kehadiran Nunuk dan Ninik bisa menjadi inspirasi agar masyarakat lebih peduli terhadap satwa liar dan pelestariannya.
Sementara itu, dari Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), muncul sinyal positif mengenai populasi badak Jawa yang selama ini sangat terancam punah.
Patroli mobile yang dilakukan antara 14 hingga 28 April 2025 menunjukkan tanda-tanda kuat adanya tiga individu baru.
Penemuan pertama adalah jejak anak badak berukuran 19 hingga 20 cm di Blok Citadahan, yang diperkirakan berumur 4 hingga 6 bulan. Penemuan ini menandai adanya kelahiran baru yang sangat penting bagi populasi badak Jawa.
Selanjutnya, pada 30 Maret 2025, kamera trap di lokasi berbeda merekam seekor induk badak bersama anak betina berusia sekitar dua tahun. Ini menunjukkan bahwa siklus reproduksi badak Jawa masih berlangsung secara alami di habitatnya.
Kamera yang sama kembali merekam seekor badak jantan remaja berusia sekitar tiga tahun pada 3 April 2025, pukul 00.18 WIB. Ketiga penemuan ini menunjukkan adanya perkembangan positif dalam upaya pelestarian badak Jawa.
Raja Juli Antoni menyatakan bahwa keberadaan individu-individu baru ini menjadi tanda keberhasilan dari upaya konservasi yang dilakukan bersama antara Balai TNUK, Direktorat Jenderal KSDAE, mitra konservasi, serta masyarakat sekitar.
Menurutnya, kerja sama dan komitmen yang berkelanjutan sangat penting untuk menjaga agar spesies-spesies langka ini tidak lenyap dari bumi.
Baca Juga: Hari Ini, Udara Jakarta Kembali Diselimuti Polusi
Editor: Redaktur TVRINews
