
Wamendiktisaintek Dorong Pendidikan Tinggi yang Berdampak di Kalbar
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) terus mendorong penyelenggaraan pendidikan tinggi yang berdampak langsung bagi masyarakat serta berkeadilan antarwilayah. Hal tersebut, diungkapkan oleh Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Fauzan saat berdialog dengan pimpinan perguruan tinggi se-Kalimantan Barat di Grha Bhakti Universitas Panca Bhakti, Pontianak.
Pada forum dialog ini menjadi wadah bagi Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi untuk menyerap aspirasi daerah sekaligus memperkuat perumusan kebijakan pendidikan tinggi yang kontekstual dan berpijak pada kondisi riil di wilayah luar Pulau Jawa.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2025, Angka Partisipasi Kasar perguruan tinggi di Kalimantan Barat tercatat sebesar 23,99 persen, masih berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 32,89 persen.
Fauzan mengatakan, jika kondisi tersebut berkorelasi dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran yang turut memengaruhi akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi.
Tak hanya itu, Fauzan meminta perguruan tinggi di daerah aktif menyampaikan persoalan-persoalan yang bersifat struktural dan sistemik agar dapat ditangani melalui kebijakan di tingkat nasional.
“Masukan dari daerah sangat penting, terutama terkait persoalan yang terjadi di banyak perguruan tinggi. Hal-hal yang bersifat struktural inilah yang perlu kami bawa ke tingkat kebijakan,” ujar Fauzan.
Lebih lanjut, Fauzan juga menyoroti perlunya evaluasi terhadap distribusi Program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Ia menilai masih terdapat ketimpangan penerima bantuan antarkampus, khususnya di Kalimantan Barat yang didominasi perguruan tinggi swasta.
“Di satu kampus jumlah penerima KIP Kuliah sangat besar, sementara di kampus lain tidak ada sama sekali. Ini perlu ditelusuri agar penyaluran bantuan lebih adil dan tepat sasaran,” tegasnya.
Meski demikian, Fauzan menilai perguruan tinggi swasta memiliki keunggulan dalam hal fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat.
Karakter tersebut dinilai menjadi modal penting dalam menghadirkan pendidikan tinggi yang relevan dan berdampak.
“Perguruan tinggi swasta cenderung lebih adaptif dan cepat membaca situasi. Ini kekuatan yang harus terus diperkuat agar kampus benar-benar memberi kontribusi bagi pembangunan daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Rektor Universitas Panca Bhakti Purwanto menyampaikan bahwa perguruan tinggi di Kalimantan Barat membutuhkan kebijakan yang lebih afirmatif, mengingat perbedaan kondisi geografis dan keterbatasan sumber daya dibandingkan wilayah lain.
Editor: Redaktur TVRINews
