
Foto: Dok. Kemenkes
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Aceh Tamiang
RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang memastikan layanan IGD, perawatan darurat, dan poli prioritas tetap berjalan tanpa gangguan setelah banjir merusak hampir seluruh fasilitas farmasi rumah sakit.
Meski sebagian besar obat lama tidak dapat digunakan, pasokan obat-obatan kini berada dalam kondisi aman dan mencukupi.
Pelaksana pelayanan dari RS Kemenkes Adam Malik, dr. Ade Rachmat Yudiyanto, mengatakan bahwa kurang dari 10 persen stok obat lama berhasil diselamatkan akibat terendam lumpur dan berisiko terkontaminasi.
"Daripada berisiko, lebih baik dibuang. Kita pakai yang benar-benar aman," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, pada Jumat, 12 Desember 2025.
Kebutuhan obat-obatan langsung dipenuhi melalui dukungan cepat dari RS Kemenkes Adam Malik, tim Universitas Indonesia, serta Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi Indonesia (PABOI).
Bantuan tersebut meliputi obat infeksi, analgesik, obat kulit, hingga perbekalan medis dasar yang diperlukan untuk penanganan pascabanjir.
Menurut dr. Ade, aliran bantuan yang datang cepat membuat layanan kritis di RSUD Aceh Tamiang dapat terus berjalan. Tim farmasi rumah sakit juga segera melakukan inventarisasi ulang terhadap seluruh obat bantuan yang masuk.
"Dengan pasokan yang tersedia, pelayanan IGD, perawatan inap darurat, dan poli dapat berjalan tanpa gangguan. Tidak ada kasus yang tertunda karena kekurangan obat selama hari pertama," ucapnya.
Saat ini, ketersediaan obat di RSUD Aceh Tamiang dinilai lebih dari cukup. Meski begitu, pengelolaan dilakukan secara ketat karena situasi darurat masih berlangsung. Ruang penyimpanan obat sementara juga telah ditata kembali agar distribusi lebih cepat dan aman dari sisa lumpur.
Dengan dukungan berbagai pihak, RSUD Muda Sedia Aceh Tamiang memastikan layanan kesehatan bagi warga terdampak banjir tetap terpenuhi tanpa hambatan.
Editor: Redaktur TVRINews
