
Kemdiktisaintek–KP2MI Perkuat Sinergi Pengembangan SDM Berdaya Saing Global
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menjalin kerja sama dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (KP2MI) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman sebagai upaya memperkuat pengembangan sumber daya manusia Indonesia yang unggul dan berdaya saing global.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto mengatakan, jika kesepakatan ini menjadi langkah strategis dalam menyiapkan lulusan pendidikan tinggi dan vokasi agar memiliki kompetensi yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja, baik di dalam negeri maupun di pasar kerja internasional, sekaligus memperoleh pelindungan yang memadai.
Selain itu, ia juga menegaskan bahwa pekerja migran Indonesia membawa citra dan kualitas sumber daya manusia bangsa di tingkat global.
“Pekerja migran Indonesia adalah representasi kualitas SDM nasional di mata dunia. Karena itu, pendidikan tinggi dan vokasi harus mampu menyiapkan lulusan dengan keterampilan, sertifikasi, serta kemampuan bahasa yang sesuai dengan kebutuhan negara tujuan,” ujar Brian Yuliarto.
Ia menambahkan, sinergi lintas kementerian menjadi penting di tengah momentum bonus demografi, di mana jumlah penduduk usia produktif Indonesia saat ini jauh lebih besar dibandingkan penduduk usia nonproduktif.
Tanpa kesiapan kompetensi yang tepat, lanjutnya bonus demografi berpotensi menimbulkan persoalan sosial dan ekonomi.
Sementara itu, Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia Mukhtarudin menyampaikan bahwa peningkatan kualitas pekerja migran harus dimulai sejak tahap prapenempatan melalui penguatan pendidikan dan pelatihan.
“Pelindungan pekerja migran tidak bisa dilepaskan dari kualitas SDM. Semakin tinggi keterampilan dan kompetensi yang dimiliki, semakin besar peluang mereka untuk bekerja secara profesional dan aman di luar negeri,” kata Mukhtarudin.
Melalui Nota Kesepahaman ini, kedua kementerian sepakat memperkuat keterkaitan antara pendidikan tinggi, pendidikan vokasi, dan kebutuhan pasar kerja.
Bentuk kerja sama meliputi penyelarasan kurikulum berbasis industri, penguatan pendidikan vokasi, program peningkatan keterampilan melalui upskilling dan reskilling, pengembangan kemampuan bahasa asing, serta dukungan sertifikasi kompetensi yang diakui secara internasional.
Editor: Redaktur TVRINews
