
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin menegaskan pentingnya penerapan konsep brain circulation atau sirkulasi talenta bagi pekerja migran Indonesia yang telah menyelesaikan kontrak kerja di luar negeri.
Menurutnya, purna pekerja migran memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak pembangunan nasional setelah kembali ke Tanah Air.
Kemudian, Mukhtarudin menyampaikan bahwa pekerja migran bukan hanya pejuang ekonomi keluarga, tetapi juga bagian penting dari pembangunan bangsa.
Pengalaman dan keterampilan yang diperoleh selama bekerja di luar negeri harus dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat sumber daya manusia Indonesia.
"Setelah kontrak selesai, mereka bisa kembali ke Indonesia untuk berbagi ilmu, menjadi tenaga ahli, atau bahkan berwirausaha. Inilah esensi dari brain circulation," ujar Mukhtarudin dalam keterangan tertulis, dikutip dari siaran pers yang diterima tvrinews.com, Jumat 26 Desember 2025.
Ia menjelaskan, brain circulation merupakan pergerakan melingkar tenaga kerja terampil antarnegara, di mana pekerja memperoleh pengalaman internasional, lalu kembali atau tetap berkontribusi bagi negara asal.
Konsep ini dinilai mampu mencegah brain drain permanen dan mengubahnya menjadi brain gain bagi Indonesia.
"Dengan pengalaman kerja di negara maju, purna pekerja migran dapat mentransfer teknologi, keterampilan, dan inovasi ke dalam negeri. Ini sangat penting untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045," tegasnya.
Untuk mendukung hal tersebut, Kementerian P2MI menyiapkan berbagai program pemberdayaan khusus bagi purna pekerja migran.
Program tersebut meliputi pelatihan kewirausahaan, fasilitasi akses permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR), reintegrasi sosial ekonomi, serta pendampingan pemanfaatan remitansi secara produktif.
Mukhtarudin menekankan, pemerintah berkomitmen memberikan dukungan menyeluruh agar purna pekerja migran tidak hanya kembali dengan tabungan, tetapi juga memiliki bekal kemandirian ekonomi.
"Kami ingin mereka pulang dengan kemampuan untuk membuka usaha, menciptakan lapangan kerja, atau berkontribusi di sektor industri dalam negeri," ucapnya.
Langkah ini, lanjut Mukhtarudin, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan kualitas pekerja migran Indonesia menjadi tenaga kerja menengah hingga berkeahlian tinggi.
Di akhir 2025, Kementerian P2MI juga terus memperkuat sinergi lintas kementerian guna memastikan purna pekerja migran dapat berkontribusi maksimal bagi pembangunan nasional.
Ia pun mengajak seluruh purna pekerja migran dan masyarakat untuk bersama-sama mendukung proses reintegrasi tersebut.
"Mari kita jadikan pengalaman luar negeri sebagai modal sirkulasi talenta yang memperkuat Indonesia," ungkapnya.
Editor: Redaktur TVRINews
