
Kemenperin Luncurkan Roadmap Hilirisasi Silika Dorong PDB 8 Persen
Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memperkuat peran strategisnya dalam mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melalui percepatan hilirisasi dan industrialisasi sektor manufaktur nasional.
Salah satu langkah konkret yang ditempuh adalah peluncuran Peta Jalan (Roadmap) Hilirisasi Silika Tahun 2025–2045 oleh Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (Ditjen IKFT) Kemenperin.
Roadmap tersebut diharapkan menjadi fondasi awal dalam mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional hingga 8 persen pada 2029, sejalan dengan penguatan nilai tambah industri dalam negeri.
Direktur Jenderal IKFT, Taufiek Bawazier menjelaskan, hilirisasi silika berpotensi menghasilkan nilai tambah yang sangat signifikan.
Menurutnya, solar-grade wafer silikon dapat meningkatkan nilai hingga 1.300 kali lipat, bahkan mencapai 27 kali lipat apabila diolah menjadi electronic-grade wafer silikon.
"Peta jalan ini dirancang agar pengembangan industri silika dilakukan secara bertahap dan terintegrasi dari hulu hingga hilir hingga 2045," ungkap Taufik dilansir dari laman resmi Kemenperin, Minggu, 14 Desember 2025.
*Potensi Besar Cadangan Silika Nasional*
Berdasarkan data Pusat Sumber Daya Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (PSDMBP) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia memiliki cadangan pasir silika sebesar 7,8 miliar ton, batu kuarsa 24,8 juta ton, serta sumber daya kuarsit mencapai 1,65 miliar ton.
Besarnya cadangan tersebut menjadi modal utama bagi Indonesia untuk mengembangkan industri silika secara terintegrasi dan berkelanjutan, sekaligus mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
*Target Industri dan Kawasan Pendukung*
Dalam implementasinya, peta jalan hilirisasi silika mencakup pengembangan rantai industri turunan mulai dari Metallurgical-Grade Silicon (MG-Si) hingga polysilicon.
Selain itu, ditargetkan pembangunan 10 kawasan industri pendukung serta penerapan prinsip industri hijau pada 10 perusahaan industri.
*Hilirisasi Silika Jadi Strategi Nasional*
Sementara itu, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, pengembangan hilirisasi industri silika merupakan langkah strategis untuk memperkokoh struktur industri nasional sekaligus meningkatkan daya saing produk dalam negeri.
“Pengembangan hilirisasi silika tidak hanya untuk meningkatkan nilai ekonomi nasional, tapi juga menciptakan multiplier effect lainnya seperti membuka lapangan kerja baru, menumbuhkan investasi, serta mendukung kedaulatan pangan, energi, dan sektor lain yang terkait,” ungkap Menperin.
*Dukungan Energi dan Regulasi Jadi Kunci*
Kemenperin menilai keberhasilan hilirisasi silika membutuhkan dukungan sejumlah faktor kunci, antara lain ketersediaan bahan baku, pasokan energi yang berkelanjutan, kepastian offtaker produk, serta regulasi yang kondusif.
Sinergi lintas pemangku kepentingan, termasuk kementerian dan lembaga terkait, Bank Indonesia, asosiasi industri, serta pelaku usaha, juga dinilai penting untuk memastikan keberhasilan implementasi peta jalan tersebut.
Melalui visi pembangunan industri antara berbasis silika untuk mendukung ekosistem panel surya dan semikonduktor yang mandiri dan berdaya saing global pada 2025–2045, Kemenperin optimistis hilirisasi silika akan memberikan dampak positif dan multiplier effect bagi perekonomian nasional.
Editor: Redaktur TVRINews
