
Menteri Keuangan Sri Mulyani: "Kami Mohon Maaf, Masih Banyak Kekurangan"
Penulis: Fityan
TVRINews, Jakarta
Demokrasi Beradab, Bukan Anarki: Menkeu Ajak Jaga Indonesia Pasca-Insiden Penjarahan
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya buka suara setelah rumahnya menjadi sasaran penjarahan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab pada Minggu dini hari. Insiden ini terjadi setelah aksi serupa juga menimpa kediaman beberapa anggota DPR RI.
Dalam pernyataan resmi melalui akun Instagram-nya, @smindrawati, Menkeu mengucapkan terima kasih atas dukungan dan simpati yang ia terima. Ia menyebut bahwa membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan berat dan berbahaya, namun menekankan pentingnya moralitas dan etika dalam berpolitik.
Menanggapi gelombang ketidakpuasan publik, Sri Mulyani mengingatkan tentang koridor hukum yang berlaku. "Apabila publik tidak puas... dapat dilakukan Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi," ujarnya. Ia juga menambahkan, jika pelaksanaan undang-undang menyimpang, masyarakat bisa membawa perkara ke pengadilan. Menurutnya, ini adalah wujud dari sistem demokrasi yang beradab.
Secara khusus, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat umum, termasuk netizen, mahasiswa, dan media, yang terus memberikan masukan, kritikan, bahkan makian. Ia menganggap hal itu sebagai bagian dari proses membangun bangsa.
Sri Mulyani menegaskan bahwa penjarahan, pembakaran, dan fitnah bukanlah cara untuk membangun Indonesia. Ia mengimbau semua pihak untuk menjaga persatuan.
Di akhir pernyataannya yang menyentuh, Sri Mulyani dengan rendah hati menyampaikan permohonan maaf. "Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki menerus," tulisnya, seraya mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak lelah mencintai Indonesia.
Baca juga: Kapolresta Pastikan Keamanan Bandara Soetta Tetap Kondusif
Editor: Redaksi TVRINews