
Foto: Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Ribka Haluk (TVRINews/HO-Kemendagri)
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Wakil Menteri Dalam Negeri Ribka Haluk mengajak pemerintah daerah di seluruh Indonesia untuk aktif mendukung Gerakan Bersama Penguatan Desa dan Kelurahan Siaga Tuberkulosis (TBC). Gerakan ini merupakan inisiatif Kementerian Kesehatan yang diluncurkan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Menurut Ribka, dukungan dari daerah sangat penting demi menekan penyebaran TBC yang hingga kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Ia juga mengapresiasi langkah Menkes Budi yang dinilainya sangat aktif dan peduli terhadap isu kesehatan, termasuk rutin berkoordinasi dengan Kemendagri dalam pelaksanaan berbagai program.
"Gerakan ini harus segera direspons cepat oleh semua daerah, dari Sabang sampai Merauke," tegas Ribka.
Lebih lanjut, Ribka menekankan bahwa Pemda perlu mengalokasikan anggaran untuk mendukung program ini. Ia mengingatkan bahwa upaya penanggulangan TBC sudah memiliki dasar hukum kuat, yakni Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021.
"Regulasinya sudah jelas, tinggal bagaimana implementasinya di lapangan," ujar Ribka.
Sebagai bentuk keseriusan, Kemendagri akan memantau langsung daerah-daerah yang sudah maupun belum menindaklanjuti gerakan ini, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Ribka turut memberikan apresiasi kepada wilayah yang telah menunjukkan komitmen, seperti Kelurahan Rambutan yang telah bergerak dalam penanganan TBC.
Di sisi lain, Menkes Budi menjelaskan bahwa TBC adalah penyakit menular yang sebenarnya bisa disembuhkan, asalkan segera terdeteksi dan diobati secara tuntas.
"Kalau ketahuan, obatnya ada dan bisa sembuh. Jadi deteksi dini sangat penting agar tidak menular ke orang lain," jelasnya.
Kemudian, Budi juga meminta para kader kesehatan di tingkat desa dan kelurahan untuk aktif mencari warga yang menunjukkan gejala TBC agar segera mendapatkan pengobatan. Ia menekankan pentingnya memastikan pengidap menghabiskan seluruh obat yang diberikan, karena penghentian pengobatan di tengah jalan akan mempersulit penyembuhan.
"Kalau nggak tuntas minumnya, nanti obatnya jadi lebih susah. Jadi tolong bantu saya," pinta Budi.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! Layanan SIM Keliling Jakarta Tersedia Hari Ini
Editor: Redaktur TVRINews
