
dok. BPBD Sumbar
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Sumatera Barat
Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membutuhkan sebanyak 525 unit hunian sementara bagi warga terdampak bencana hidrometeorologi yang menyebabkan rumah mereka rusak berat dan tidak dapat dihuni. Kebutuhan tersebut berdasarkan hasil pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agam di seluruh wilayah terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Agam Rahmat Lasmono menyampaikan bahwa hunian sementara tersebut diperuntukkan bagi korban banjir bandang, banjir, dan tanah longsor yang tersebar di tujuh kecamatan.
“Berdasarkan pendataan di 16 kecamatan, terdapat kebutuhan 525 unit hunian sementara bagi warga yang rumahnya mengalami kerusakan berat,”kata Rahmat dalam keterangan yang dikutip, Sabtu, 13 Desember 2025.
Ia merinci, kebutuhan hunian sementara paling banyak berada di Kecamatan Palembayan dengan total 281 unit yang tersebar di sejumlah nagari, di antaranya Salareh Aia, Salareh Aia Timur, Tigo Koto Silungkang, hingga Ampek Koto Palembayan.
Selain itu, Kecamatan Ampek Koto membutuhkan 46 unit hunian sementara yang tersebar di Nagari Balingka, Koto Tuo, Sungai Landia, dan Koto Panjang. Kecamatan Malalak tercatat memerlukan 51 unit, sedangkan Kecamatan Matur sebanyak 23 unit.
Di Kecamatan Palupuh, kebutuhan hunian sementara mencapai 53 unit yang berada di Nagari Pasia Laweh dan Pagadih. Sementara Kecamatan Tanjung Raya membutuhkan 83 unit yang tersebar di beberapa nagari, seperti Sungai Batang, Maninjau, dan Tanjung Sani. Adapun Kecamatan Tanjung Mutiara tercatat memerlukan 11 unit hunian sementara di Nagari Tiku Lima Jorong.
“Seluruh hunian sementara ini diprioritaskan bagi warga yang rumahnya rusak berat atau tidak memungkinkan untuk dihuni kembali,” jelas Rahmat.
Bencana hidrometeorologi yang melanda Kabupaten Agam berdampak signifikan terhadap masyarakat dan infrastruktur. BPBD mencatat sebanyak 192 warga meninggal dunia, tujuh orang masih menjalani perawatan, serta 54 orang terdampak atau sempat terisolasi.
Hingga saat ini, sebanyak 72 warga masih dinyatakan hilang. Mereka tersebar di Kecamatan Palembayan, Malalak, Tanjung Raya, dan Lubuk Basung.
Jumlah pengungsi tercatat mencapai 5.086 orang yang tersebar di enam kecamatan, dengan konsentrasi terbesar berada di Kecamatan Tanjung Raya dan Palembayan.
Selain korban jiwa, bencana juga mengakibatkan kerusakan ratusan rumah warga. BPBD mencatat sebanyak 493 rumah rusak ringan, 359 rumah rusak sedang, dan 806 rumah rusak berat. Sejumlah fasilitas umum turut terdampak, termasuk 11 tempat ibadah, 69 jembatan, dan 49 ruas jalan.
Kerusakan juga terjadi pada fasilitas pendidikan sebanyak 106 unit, jaringan irigasi 125 titik, 16 bendungan, serta menyebabkan kematian 5.025 ekor ternak. Sementara itu, lahan pertanian seluas 1.813,70 hektare dilaporkan mengalami kerusakan akibat bencana tersebut.
Pemerintah daerah terus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat untuk mempercepat penanganan darurat, pemulihan, serta penyediaan hunian sementara bagi warga terdampak..
Editor: Redaktur TVRINews
