
Nadiem Makarim Buka Suara Soal Proyek Laptop Rp9,9 Triliun: Saya Tak Pernah Toleransi Korupsi!
Penulis: Fityan
TVRINews – Jakarta
Didampingi Hotman Paris, Eks Mendikbud-Ristek klarifikasi alasan pilih Chromebook, bantah jadi buron, dan tegaskan siap hadapi proses hukum.
Mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim, akhirnya angkat bicara terkait proyek pengadaan laptop Chromebook senilai Rp 9,9 triliun yang tengah diusut oleh Kejaksaan Agung. Ditemani pengacara kondang Hotman Paris Hutapea, Nadiem menyampaikan klarifikasi menyeluruh dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/6).
Munculnya kabar dugaan korupsi yang menyeret proyek pengadaan laptop periode 2019–2023 membuat publik bertanya-tanya, termasuk soal posisi Nadiem dalam pusaran kasus ini. Hotman langsung membantah isu buron, menegaskan kliennya berada di Indonesia dan siap kooperatif. “Bagaimana DPO? Dia sehat wal afiat, ada di sini,” tegas Hotman.
Dalam keterangannya, Nadiem menjelaskan alasan teknis dan ekonomis di balik keputusan kementerian memilih Chromebook dibanding sistem operasi lain seperti Windows. Ia menyebut, Chromebook 10-30% lebih murah dan bebas lisensi, berbeda dengan sistem lain yang dikenakan biaya tambahan hingga jutaan rupiah.
Selain efisiensi biaya, faktor keamanan juga menjadi pertimbangan utama. Chromebook dianggap lebih efektif dalam membatasi akses ke aplikasi berisiko seperti pornografi, judi online, dan game, serta masih bisa digunakan secara offline. “Ini demi melindungi guru dan murid,” kata Nadiem.
Nadiem menekankan bahwa proyek tersebut bukan program mangkrak. Ia menyebut 97% laptop telah diterima dan digunakan oleh lebih dari 77 ribu sekolah hingga akhir 2023. Pengadaan ini pun, kata dia, didampingi sejumlah lembaga, termasuk BPKP dan Jamdatun, guna mencegah konflik kepentingan dan memastikan transparansi.
Terkait dugaan korupsi, Nadiem menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum yang berjalan. Ia menyatakan siap memberikan klarifikasi bila diperlukan. "Saya tidak pernah menoleransi praktik korupsi dalam bentuk apapun. Tapi saya juga mengajak masyarakat untuk tetap adil dan tidak tergesa menyimpulkan," ujar pendiri Gojek tersebut.
Nadiem juga menyinggung bahwa kementeriannya berkonsultasi dengan KPPU demi menjamin tidak adanya monopoli vendor dalam proyek besar tersebut.
Dengan nada tenang namun tegas, Nadiem menyampaikan bahwa dirinya tetap mendukung transformasi pendidikan yang bersih dan transparan. Ia berharap penyidikan ini bisa membedakan mana kebijakan yang dijalankan dengan niat baik, dan mana yang menyimpang dalam pelaksanaannya.
“Saya berkomitmen untuk menjernihkan persoalan ini secara terbuka, demi menjaga kepercayaan publik terhadap pendidikan Indonesia,” tutupnya.
Editor : Redaksi TVRINews
Baca Juga:
| Nadiem Makarim Terkejut Eks Stafsus Diperiksa dalam Kasus Korupsi Chromebook |
Editor: Redaksi TVRINews
