
Dok. TVR Parlemen
Penulis: Lina Sim
TVRINews, Jakarta
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat total pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) setidaknya ada 24.036 orang Januari hingga April 2025.
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan, angka tersebut setidaknya hampir sepertiga dari total PHK yang tercatat sepanjang 2024. Total PHK terjadi sepanjang tahun lalu tercatat sebanyak 77.965 orang.
"Saat ini sudah terdata adalah sekitar 24 ribu .Jadi sudah sepertiga lebih dari tahun 2024. Jadi kalau ada yang bertanya PHK year to year saat ini dibanding tahun lalu, itu meningkat," kata Yassierli dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (5/5/2025).
Yassierli mengungkapkan, PHK itu terjadi paling banyak di tiga provinsi, yakni Jawa Tengah, Jakarta, dan Riau. Dari total tersebut, Kemnaker mencatat Provinsi Jawa Tengah menjadi wilayah terbanyak melakukan PHK mencapai 10.677 orang atau sekitar 57,37% dari total angka PHK..
Sementara itu, dari sisi sektor usaha, industri pengolahan menjadi sektor yang paling banyak melakukan PHK dengan total mencapai 16.801 orang. Posisi kedua, sektor perdagangan besar dan eceran dengan total 3.622 orang. Sektor aktivitas jasa lainnya juga tercatat cukup tinggi di posisi ketiga mencapai 2.012 orang.
Yassierli juga membeberkan terdapat 25 penyebab terjadinya PHK, 7 di antaranya menjadi paling dominan. Pertama, perusahaannya merugi atau tutup karena penurunan permintaan dari dalam dan luar negeri, perusahaan merelokasi pabrik agar pengeluaran upah lebih murah, dan terjadi kasus perselisihan hubungan industrial antara pengusaha dan pekerja.
Baca Juga: Stok Beras Bulog Cetak Rekor Tertinggi dalam 57 Tahun, Surplus Tanpa Impor
Editor: Redaktur TVRINews