Penulis: Fityan
TVRINews – Jakarta
Jelang laga Indonesia vs China, para pedagang tumpah ruah di luar stadion. Bukan sekadar nonton bola, ini soal perjuangan hidup.
Euforia pertandingan Indonesia melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis (5/6) malam, tak hanya dirasakan suporter. Di luar stadion, denyut ekonomi rakyat kecil juga ikut berdegup. Sejak siang, para pedagang kaki lima sudah bersiaga. Mereka tak sekadar menunggu pembeli—mereka bertaruh harapan.
Salah satunya adalah Enci, pedagang jersey asal Bandung yang sudah menggelar lapaknya sejak pukul 14.00 WIB. Tangan Enci cekatan menyusun jersey merah kebanggaan timnas. Ia tahu, waktu emas datang saat langit mulai gelap dan stadion mulai penuh.
"Biasanya mulai ramai habis Maghrib. Sekarang masih sepi, tapi nanti pasti rame," ujarnya sambil sesekali menata baju anak-anak yang ia jual seharga Rp100 ribu, sedangkan jersey dewasa dibanderol Rp150 ribu.
Enci bukan satu-satunya. Ratusan pedagang lain menyebar di seluruh penjuru luar stadion. Mereka menjual atribut timnas, makanan ringan, hingga pernak-pernik khas suporter. Meskipun tidak diizinkan masuk ke area dalam stadion, mereka memanfaatkan trotoar dan jalur pejalan kaki. Tanpa pungutan resmi, para pedagang saling iuran untuk menjaga kebersihan lokasi.
“Kalau sudah dekat jam pertandingan, suasananya bisa kayak pasar malam. Suporter datang, beli baju, camilan, sampai foto-foto. Seru banget,” ujar seorang pedagang lainnya.
Meski pertandingan belum dimulai, atmosfer ekonomi sudah terasa. Gelora Bung Karno bukan sekadar saksi laga sengit Indonesia vs China, tapi juga panggung harapan bagi pedagang kecil. Dalam riuhnya nyanyian suporter, ada cerita-cerita sunyi tentang perjuangan mencari nafkah.
Sepak bola memang soal menang dan kalah, tapi bagi Enci dan rekan-rekannya, ini adalah tentang bertahan hidup satu jersey demi satu rezeki.
Editor : Redaksi TVRINews
Baca Juga: Padati Stadion GBK, Suporter Ciptakan Lautan Merah Putih Lawan China
Editor: Redaksi TVRINews