
Jelang HUT ke-80 RI, TNI Intensifkan Patroli di Papua Pegunungan dan Papua Tengah
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Papua
Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, Komando Operasi (Koops) Habema meningkatkan intensitas patroli dan penyisiran di sejumlah wilayah rawan di Papua Pegunungan dan Papua Tengah. Langkah ini dilakukan, guna menjaga stabilitas keamanan serta menciptakan situasi kondusif menjelang peringatan nasional.
Patroli yang dilakukan satuan tugas gabungan TNI kerap diwarnai kontak senjata akibat agresivitas Kelompok Separatis Bersenjata (KSB) yang lebih dahulu melakukan penyerangan terhadap aparat keamanan.
Namun, seluruh situasi berhasil dikendalikan dengan aman dan profesional oleh prajurit di lapangan.
Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari operasi pengamanan yang terukur.
“Rangkaian penyisiran ini merupakan langkah tegas dan terukur untuk menjaga stabilitas keamanan serta melindungi masyarakat. Aparat tidak akan memberi ruang bagi pihak-pihak yang berupaya mengganggu ketertiban dan mengancam keselamatan warga,” ujar Mayjen Lucky Avianto.
Kemudian, pada 8 Agustus 2025, aparat gabungan melakukan penyisiran di Kampung Biak, Distrik Mewoluk, Kabupaten Puncak Jaya.
Lokasi tersebut diduga kuat menjadi tempat persembunyian kelompok separatis jaringan Tenggamati Enumbi, yang berdasarkan catatan kepolisian merupakan buronan dalam kasus pencurian dengan kekerasan di Pos Polisi Kulirik pada tahun 2014.
Saat mendekati lokasi, aparat mendapat tembakan dari arah kelompok OPM yang menyebabkan terjadinya kontak senjata.
Tiga anggota OPM tertembak, salah satunya diduga kuat adalah Tenggamati Enumbi. Kelompok tersebut kemudian melarikan diri ke arah timur sambil membawa korban mereka yang tertembak.
Dari lokasi, aparat berhasil mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya dua pucuk pistol, dua unit radio komunikasi, puluhan butir amunisi, satu bendera Bintang Kejora, tiga telepon genggam, serta perlengkapan tempur lainnya.
Tiga hari berselang, pada 11 Agustus 2025, kontak senjata kembali terjadi di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya. Satuan TNI terlibat baku tembak dengan kelompok OPM Kodap VIII Kemabu.
Dalam peristiwa ini, satu anggota OPM bernama Dece Mujijau, yang dikenal sebagai tokoh bawah pimpinan Sabinus Waker, tewas. Dua anggota lainnya, Daume Maeseni dan Sabinus Joani, mengalami luka tembak.
Adapun pada 12 Agustus 2025, kelompok OPM mencoba melakukan serangan balasan di sekitar Kampung Eknemba, namun berhasil digagalkan oleh pasukan TNI.
Dua anggota OPM tewas dalam kontak senjata ini, yakni Teleginus Maiseni dan ajudannya Seprianus Maiseni. Barang bukti seperti perhiasan dan atribut kelompok OPM turut diamankan.
Lalu, pada 15 Agustus 2025 di Markas Besar TNI, Kapuspen TNI Mayjen TNI Kristomei Sianturi menegaskan bahwa setiap langkah aparat dalam operasi ini dilaksanakan secara profesional dan berlandaskan hukum.
“Seluruh tindakan prajurit TNI dalam operasi ini dilakukan secara profesional, terukur, dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ini sejalan dengan tugas pokok TNI sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2025,” jelas Mayjen Kristomei.
Lebih lanjut, ia menambahkan bahwa di luar aspek penindakan, TNI terus mengedepankan pendekatan teritorial, humanis, dan dialogis dalam membangun stabilitas jangka panjang di Papua.
“Kami tetap membuka ruang dialog dan rekonsiliasi. Bagi siapa pun yang ingin kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi, kami siap menyambut dengan tangan terbuka demi masa depan Papua yang damai dan sejahtera,” tegasnya.
Upaya TNI ini merupakan bentuk komitmen negara dalam menjaga keutuhan wilayah dan melindungi masyarakat Papua dari ancaman kelompok bersenjata.
Melalui operasi keamanan yang terintegrasi dengan pendekatan sosial dan budaya, pemerintah berharap keamanan dan kedamaian di wilayah Papua dapat terus terjaga, terlebih menjelang HUT ke-80 RI.
Editor: Redaktur TVRINews