
Ekonom senior, Raden Pardede (TVRINews/Ridho Dwi Putranto)
Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Ekonom senior, Raden Pardede mengatakan jumlah tanggal merah atau hari libur di Indonesia terlalu banyak. Ia menyatakan bahwa keberadaan jumlah libur yang berlebihan dapat mengganggu perekonomian domestik, terutama pada sisi produktivitas dan efisiensi kerja,
"Jadi harapan saya kita harus memikirkan ulang apa namanya libur bersama. Mungkin masing-masing tokoh agama juga memikirkan jangan terlampau banyak libur keagamaan," kata Pardede kepada wartawan usai acara Asian Insights Conference 2024 di Jakarta Pusat, Selasa, 21 Mei 2024.
Di negara lain, kata Pardede, jumlah libur keagamaan lebih sedikit karena hanya beberapa agama saja yang diakomodasi oleh pemerintah. Sehingga dunia usaha di negara tersebut menjadi lebih produktif karena tidak terganggu oleh libur panjang.
"Kita kan punya lima agama masing-masing bikin libur, ada libur-libur di situ, kalau negara lain mungkin satu sampai dua agama, jadi jumlah libur mereka berkaitan dengan agama juga dikurangi," ujarnya.
Pardede mengatakan bahwa para tokoh agama seharusnya bersatu untuk mencari titik temu dalam hal jumlah libur. Menurutnya, fokus dunia usaha sangatlah masuk akal dan sebaiknya tidak terlalu banyak libur.
"Mereka (tokoh agama) sepakatlah mencari titik temu di sini, jadi saya pikir konsen dari dunia usaha itu sangat masuk akal, jangan terlalu banyak libur," kata Pardede.
Lebih jauh Pardede menjelaskan, terlalu banyak libur tidak hanya berdampak pada pekerja dan dunia usaha, tetapi juga pada murid-murid yang sedang menempuh pendidikan. Dikhawatirkan hal ini dapat mengurangi jumlah jam belajar yang dapat dicapai dibandingkan dengan negara lain.
"Jangan-jangan jam belajar mereka juga berkurang dibandingkan murid-murid negara lain yang liburnya lebih kecil," ucapnya.
Menurut peraturan yang tertuang dalam Keputusan Bersama Nomor 855 Tahun 2023, Nomor 3 Tahun 2023, dan Nomor 4 Tahun 2023 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2024, terdapat total 27 hari libur sepanjang tahun 2024.
Negara lain seperti Kamboja, kata Pardede, memiliki total 28 hari libur umum sepanjang tahun. Hari libur ini didominasi oleh perayaan keagamaan Buddha.
Sedangkan Malaysia memiliki jumlah hari libur yang berbeda-beda tergantung dari negara bagian di Negeri Jiran tersebut. Secara keseluruhan, terdapat 23 hari libur nasional di Malaysia sepanjang tahun.
Baca Juga: World Water Forum ke-11 Akan Digelar di Arab Saudi
Editor: Redaktur TVRINews