
Laporan Global Ungkap Lonjakan Kematian Akibat Rokok, THR Jadi Harapan Baru
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Dalam peluncuran Laporan Global "Lives Saved Report", angka kematian akibat rokok menunjukkan peningkatan signifikan, mencapai lebih dari 8 juta jiwa per tahun di seluruh dunia.
Kondisi ini mendorong para ahli kesehatan untuk mencari solusi efektif guna mengurangi dampak buruk rokok terhadap kesehatan.
Laporan kolaboratif yang melibatkan para pakar, termasuk dari Indonesia, Ronny Lesmana dan Amaliya, menyoroti pentingnya pendekatan Tobacco Harm Reduction (THR) sebagai salah satu solusi.
THR bertujuan mengurangi risiko kesehatan terkait tembakau dengan menawarkan alternatif yang lebih rendah risikonya, seperti vape dengan cairan tanpa nikotin atau produk tembakau yang dipanaskan.
Indonesia sendiri tengah menghadapi krisis kesehatan serius akibat tingginya angka perokok. Data terbaru menunjukkan bahwa sekitar 300 ribu jiwa meninggal setiap tahunnya akibat penyakit yang terkait dengan merokok.
Kondisi ini diperparah dengan prediksi peningkatan prevalensi merokok dari 31,7% pada tahun 2000 menjadi 37,5% pada tahun 2025.
Hal ini disampaikan oleh Ronny Lesmana, penulis Indonesia Lives Saved Report dan CoeHAR Padjadjaran, dalam acara detikHealth Forum 2025: Peluncuran "Lives Saved Report" di Jakarta, Kamis, 23 Januari 2025.
“Ada lebih dari 8 juta kematian dini akibat rokok setiap tahunnya di dunia. Ini merupakan angka prevalensi perokok pria tertinggi kedua di dunia. Di Indonesia, prevalensi perokok diperkirakan akan meningkat dari 31,7 persen di tahun 2000 menjadi 37,5 persen pada 2025,” kata Ronny dalam acara tersebut.
Penerapan metode THR dianggap efektif dalam menekan jumlah perokok serta mengurangi dampak buruk rokok bagi kesehatan. Laporan terbaru menunjukkan bahwa THR berpotensi menyelamatkan sekitar 4,6 juta jiwa hingga tahun 2060.
Selain itu, THR juga dapat mengurangi beban finansial yang ditimbulkan akibat penyakit-penyakit terkait merokok.
"Salah satunya adalah peralihan ke produk tembakau dengan risiko lebih rendah, yang dapat menjadi salah satu cara untuk mengurangi bahaya rokok," jelas Ronny.
Ia juga menambahkan bahwa merokok tidak hanya berdampak pada perilaku, tetapi juga menjadi faktor risiko utama bagi berbagai penyakit tidak menular, seperti tuberculosis (TB), stroke, penyakit jantung, dan penyakit ginjal kronis (PZK), yang merupakan penyebab kematian dengan angka yang cukup tinggi di Indonesia.
Dengan pendekatan THR, diharapkan ada penurunan signifikan dalam angka kematian dan dampak kesehatan lainnya yang disebabkan oleh rokok, serta memberikan harapan baru untuk mengatasi masalah kesehatan yang terus berkembang.
Editor: Redaktur TVRINews
