
Foto: Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie (TVRINews/Nirmala Hanifah)
Penulis: Nirmala Hanifah
TVRINews, Jakarta
Pemerintah terus memperkuat posisi Indonesia dalam jejaring riset internasional. Hal itu kembali ditegaskan Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, saat membuka Indonesia–Australia Young Scientist Forum (IAYSF) 2025.
Forum yang mempertemukan peneliti dan ilmuwan muda dari Indonesia dan Australia tersebut diarahkan menjadi ruang pertukaran gagasan serta pembentukan koalisi riset lintas negara. Tahun ini, IAYSF membawa tema “Inclusive Science Leadership and Coalition Building Between Young Scientists in Indonesia and Australia”.
Pada kesempatan tersebut, Wamen Stella menyampaikan bahwa pemerintah menempatkan penguatan riset sebagai prioritas nasional. Peningkatan pendanaan riset hingga 218 persen pada tahun ini disebut sebagai langkah nyata untuk membuka peluang lebih luas bagi inovasi dan kolaborasi global.
“Kami ingin menciptakan lanskap riset yang lebih kuat, relevan, dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Kolaborasi internasional menjadi pintu penting untuk memperluas dampak penelitian Indonesia,” ujarnya.
Wamen Stella menegaskan bahwa jejaring ilmiah yang kuat diperlukan untuk menciptakan riset yang berdampak.
“Sains tidak bisa berjalan sendiri. Semakin luas jejaring, semakin besar peluang riset kita dikenal dan digunakan dunia,” ucapnya
Dikesempatan yang sama Presiden AIPI, Daniel Murdiyarso, menilai bahwa hubungan riset antara Indonesia dan Australia berkembang secara konsisten.
Ia menyebut rencana penerbitan jurnal internasional bersama sebagai salah satu bentuk penguatan ekosistem publikasi ilmiah bagi kedua negara.
“Ilmuwan muda perlu memanfaatkan forum seperti ini, karena inilah kesempatan untuk masuk dan berkontribusi di ruang ilmiah global,” kata Daniel.
Fellow Australian Academy of Science, Budiman Minasny, menambahkan bahwa kerja sama riset antarnegara menjadi modal utama dalam menghadapi isu-isu global yang semakin menantang. Menurutnya, tiap negara membawa kekuatan masing-masing yang dapat saling melengkapi.
Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, turut menegaskan bahwa Makassar memiliki sejarah panjang dalam hubungan kedua negara, terutama dalam pertukaran ilmu pengetahuan dan kerja sama masyarakat.
“Forum ini bukan hanya pertemuan ilmiah, tetapi langkah awal memperluas kesempatan kolaborasi di masa mendatang,” ujarnya.
Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi menilai diplomasi sains memiliki peran strategis dalam meningkatkan daya saing bangsa serta memperkuat kontribusi Indonesia dalam perkembangan ilmu pengetahuan global.
Editor: Redaksi TVRINews
