
Pasca KA Argo Bromo Anggrek Anjlok, Kemenhub Bakal Bentuk Tim Audit Independen
Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Jakarta
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan membentuk tim audit independen guna menyelidiki penyebab anjloknya Kereta Api (KA) Argo Bromo Anggrek di wilayah emplasemen Stasiun Pagaden, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Jumat, 1 Agustus 2025.
Hingga kini, penyebab pasti insiden tersebut masih belum diketahui. Meski demikian, jalur kereta yang terdampak telah berhasil dipulihkan dan kembali beroperasi.
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menegaskan bahwa pemulihan pasca-kejadian tidak hanya menyasar aspek teknis, tetapi juga akan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap sistem perkeretaapian.
“Pemulihan fisik saja tidak cukup. Pemerintah akan memperkuat sistem deteksi dini dan meningkatkan standar pemeliharaan prasarana perkeretaapian,” ujar Dudy dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 3 Agustus 2025.
Ia menambahkan, Kemenhub bersama seluruh pemangku kepentingan akan terus mengawasi proses pemulihan, sekaligus memastikan operasional kereta api, khususnya di jalur terdampak, kembali berjalan secara optimal, aman, dan andal.
Dudy menyampaikan bahwa sejak insiden terjadi, pihaknya langsung melakukan langkah cepat melalui koordinasi intensif antara Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) dan PT Kereta Api Indonesia (Persero). Keselamatan penumpang dan personel, kata dia, menjadi prioritas utama.
“Atas nama pemerintah, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh tim di lapangan yang telah bekerja tanpa henti selama lebih dari 16 jam,” ucapnya.
Ia menegaskan bahwa insiden ini menjadi pengingat akan pentingnya peningkatan sistem transportasi nasional secara berkelanjutan. “Keselamatan harus menjadi budaya dalam setiap aspek penyelenggaraan transportasi,” katanya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian, Allan Tandiono, menyebut anjloknya KA Argo Bromo Anggrek menyebabkan kerusakan pada kedua jalur, baik hulu maupun hilir, serta sekitar 4 kilometer prasarana, dari titik sinyal blok hingga area wesel.
Evakuasi sarana dimulai sejak Jumat malam dan selesai pada Sabtu pagi. Proses ini melibatkan kereta penolong, unit crane, dan tim teknis gabungan.
“Hingga Sabtu, 2 Agustus, pukul 07.09 WIB, seluruh proses evakuasi telah berhasil diselesaikan. Proses pengangkatan sarana dilakukan secara bertahap dengan koordinasi intensif untuk menjamin keselamatan personel dan kelancaran operasi,” jelas Allan.
Setelah evakuasi, tim teknis langsung melakukan pemulihan jalur, termasuk pelurusan rel, penggantian stang penggerak, detektor, serta bantalan rel yang rusak.
“Kereta api sudah bisa melintas di jalur yang terdampak. Namun, demi menjamin keselamatan, diberlakukan pembatasan kecepatan secara bertahap,” pungkasnya.
Editor: Redaksi TVRINews