
Pengunjung TMII Tembus 18.600 Orang, Aktivasi Budaya Jadi Magnet NATARU
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) mencatat lonjakan pengunjung selama libur Natal dan Tahun Baru (NATARU) 2025–2026. Hingga Minggu (28/12) pukul 15.00 WIB, jumlah kunjungan tercatat mencapai sekitar 18.600 orang dan diperkirakan terus bertambah hingga malam hari.
Humas TMII, Elsa, menyampaikan bahwa meningkatnya antusiasme masyarakat tidak lepas dari rangkaian program dan aktivasi budaya yang digelar TMII selama periode liburan akhir tahun.
Memasuki momentum NATARU 2025–2026, InJourney Group memperkuat komitmennya dalam pengembangan ekosistem pariwisata nasional dengan mengusung tema “Hadiah dari Hati adalah Perjalanan Penuh Arti” (#MelayaniSepenuhHati). Seluruh destinasi wisata di bawah InJourney dihadirkan sebagai ruang berlibur yang aman, berkualitas, dan bermakna.
Sebagai bagian dari InJourney, InJourney Destination Management (IDM) menerjemahkan tema tersebut melalui peningkatan kualitas layanan, penguatan budaya lokal, pembenahan mobilitas pengunjung, hingga kurasi acara yang relevan bagi keluarga maupun generasi muda.
Direktur Utama IDM, Febrina Intan, menjelaskan bahwa momentum liburan akhir tahun identik dengan tradisi berbagi kebahagiaan. Karena itu, TMII mengangkat subtema “Hadiah dari Jelajah Budaya adalah Kisah Penuh Makna”.
“TMII kami hadirkan sebagai hadiah pengalaman, bukan sekadar hiburan, tetapi ruang untuk mencipta kenangan yang penuh makna,” ujar Febrina dalam keterangan tertulis, Jumat (19/12).
Ia menambahkan destinasi lain seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan juga disiapkan sebagai ruang kebersamaan lintas generasi, sekaligus memperkuat nilai-nilai budaya Indonesia.
Selama NATARU, IDM memastikan seluruh layanan di TMII berjalan sesuai SOP dan mengedepankan seamless customer experience. “TMII menjadi contoh bagaimana warisan budaya dapat dihadirkan secara inklusif dengan kolaborasi budaya, hiburan, dan layanan modern,” tambah Febrina.
Berbeda dari tahun sebelumnya, TMII menghadirkan aktivasi budaya dan nonbudaya multisensori, mulai dari pertunjukan tradisi hidup, kuliner Nusantara, musik modern bernuansa tradisional, hingga instalasi cahaya. Program berlangsung 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 dengan budaya sebagai DNA utama.
Plt. Direktur Utama TMII, Ratri Paramita, mengatakan TMII terus berevolusi menjadi destinasi budaya modern yang edukatif, inklusif, ramah lingkungan, dan berdampak positif bagi masyarakat.
“Momentum NATARU bukan sekadar hiburan, tetapi ruang kebersamaan. Kami juga melibatkan lebih dari 50 UMKM, artisan lokal, dan komunitas budaya untuk menghadirkan pengalaman yang tak terlupakan,” ujar Ratri.
Salah satu program utama adalah “Sukaria Ga Ada Habisnya” yang menaungi seluruh kegiatan akhir tahun. TMII juga menggandeng Gebyar Komunikasi menghadirkan Sorak Sorai Festival 2.0 dari 18 Desember hingga 4 Januari, dengan konser Slank, Barasuara, NDX, Vieratalle, Soulfu, serta berbagai atraksi budaya.
Direktur Utama Gebyar Komunikasi, Danny Armananta, menyebut festival ini dirancang sebagai perayaan budaya yang ramah keluarga namun tetap relevan bagi generasi muda.
Atraksi lain yang disajikan TMII meliputi Light Installation Hutan Menyala Dongeng Nusantara, Circus Nusantara, Animal Parade dari Jagat Satwa Nusantara, Jazz Senja Nusantara, hingga pertunjukan budaya seperti Tari Kecak.
Dukungan pelaksanaan NATARU juga datang dari Bank Raya yang menyediakan layanan transaksi digital serta berbagai program pendukung di Sorak Sorai Festival 2.0.
Untuk menjaga kenyamanan pengunjung, TMII menerapkan pengelolaan keramaian terintegrasi, peningkatan fasilitas, penguatan layanan digital, hingga penerapan protokol keamanan responsif.
Sebagai bentuk solidaritas nasional, TMII memutuskan tidak menggelar kembang api pada malam Tahun Baru. Kebijakan ini sebagai wujud empati terhadap masyarakat di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, dan Jawa Tengah yang tengah terdampak bencana.
Sebagai gantinya, TMII menggelar Doa Seribu Lilin dan aksi penggalangan dana terbuka bagi pengunjung. Program tersebut diharapkan menjadi ruang refleksi, kebersamaan, dan dukungan nyata bagi masyarakat yang terdampak bencana.
Editor: Redaktur TVRINews
