
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi (tengah)memimpin konferensi pers Pemulihan dan Rencana Strategis Pasca Bencana Jelang Akhir Tahun.(foto: Humas Kemensetneg)
Penulis: Fityan
TVRINews - Jakarta
Mensesneg instruksikan pembersihan sungai dan pemetaan wilayah rawan longsor guna mengantisipasi dampak cuaca ekstrem di Aceh hingga Sumbar.
Pemerintah Indonesia memperkuat langkah mitigasi untuk menghadapi risiko bencana susulan di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Langkah ini diambil menyusul cuaca ekstrem yang terus melanda bagian barat kepulauan Indonesia dalam beberapa pekan terakhir.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg), Prasetyo Hadi, menyatakan bahwa fokus utama saat ini adalah memastikan aliran sungai bebas dari hambatan fisik.
Pemerintah telah menginstruksikan Kementerian Kehutanan untuk mengonsolidasikan pembersihan material kayu di sepanjang bantaran sungai guna mencegah banjir bandang.
"Kami telah meminta Kementerian Kehutanan mempercepat evakuasi kayu-kayu di aliran sungai agar tidak terjadi penyumbatan seperti pada bencana sebelumnya," ujar Prasetyo saat memberikan keterangan di Jakarta.
Pemetaan Geologis dan Edukasi Publik
Selain pembersihan infrastruktur air, pemerintah juga memprioritaskan pemetaan teknis pada wilayah dengan topografi curam.
Prasetyo menekankan pentingnya identifikasi jenis tanah, khususnya pada area yang didominasi tanah lunak atau lumpur yang rentan terhadap pergerakan massa tanah.
Menurutnya, pemahaman mendalam terhadap karakteristik kelerengan di setiap daerah akan mempermudah otoritas terkait dalam menetapkan status siaga dan langkah evakuasi.
"Area yang terdampak longsor umumnya memiliki tingkat kelerengan tinggi dengan struktur tanah yang lembek, bukan tipe tanah yang solid. Identifikasi ini krusial untuk antisipasi dini," tambahnya.
Kolaborasi Lintas Sektoral
Dalam upaya peringatan dini, Sekretariat Negara memastikan adanya sinergi antara Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan Kementerian Komunikasi dan Digital.
Kolaborasi ini bertujuan untuk mengintegrasikan data cuaca ke dalam sistem peringatan publik yang lebih cepat dan efisien.
Pemerintah juga menggarisbawahi pentingnya literasi bencana bagi warga yang menetap di zona merah. Edukasi mengenai respons darurat akan digencarkan seiring dengan prediksi peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah tertentu.
"Kami menginstruksikan agar sosialisasi dan pemberitahuan kepada masyarakat di daerah rawan hujan intensif dilakukan. Ini adalah bagian dari strategi mitigasi menyeluruh kami," pungkas Prasetyo.
Editor: Redaktur TVRINews
