
Foto: Dok. Kemenhub
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Konektivitas udara antara Indonesia dan Turki semakin diperkuat. Kedua negara resmi menyepakati perluasan kerja sama penerbangan sipil dengan menambah rute baru dan meningkatkan frekuensi penerbangan untuk mendukung konektivitas, pariwisata, dan peluang ekonomi yang lebih luas.
Kesepakatan tersebut dicapai dalam konsultasi hubungan udara bilateral yang digelar pada 22–23 Oktober 2025 di Istanbul, Turki. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan, Agustinus Budi Hartono.
"Pertemuan ini menghasilkan penandatanganan dua dokumen penting, yakni record of discussion dan implementing arrangement, yang menjadi dasar penguatan kerja sama penerbangan antara Indonesia dan Turki," ujar Agustinus dalam keterangan tertulis, dikutip dari Antaranews, pada Minggu, 26 Oktober 2025.
Ia menjelaskan, pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Presiden RI dan Presiden Turki dalam Pertemuan Tingkat Tinggi High-Level Strategic Cooperation Council (HLSC) di Bogor, Februari 2025, terkait permintaan penambahan frekuensi penerbangan langsung antara kedua negara.
Melalui hasil konsultasi tersebut, Indonesia dan Turki sepakat memperluas jaringan penerbangan dengan menambah delapan destinasi baru di Indonesia yakni Yogyakarta, Majalengka, Manado, Medan, Balikpapan, Sorong, Kediri, dan Lombok. Penambahan ini melengkapi dua rute yang sudah ada sebelumnya, yaitu Jakarta dan Denpasar.
Sementara dari pihak Turki, Izmir dan Bodrum kini resmi masuk dalam daftar titik layanan baru selain Istanbul, Ankara, dan Antalya.
Selain penambahan destinasi, kesepakatan ini juga mencakup peningkatan kapasitas hak angkut penumpang dari 14 menjadi **32 penerbangan per minggu. Peningkatan tersebut memberikan ruang lebih besar bagi maskapai untuk membuka rute baru dan memperluas jangkauan pasar penerbangan.
"Langkah ini merupakan wujud komitmen bersama untuk memperkuat konektivitas udara sekaligus membuka peluang ekonomi yang lebih luas, baik di sektor transportasi, pariwisata, maupun perdagangan," ungkapnya.
Kedua negara juga menyepakati pembaruan pengaturan codeshare agar maskapai dari negara ketiga dapat bekerja sama dengan maskapai Indonesia maupun Turki untuk melayani rute ke beyond points.
Pengaturan ini dinilai akan meningkatkan efisiensi operasional, memperluas jaringan konektivitas, dan memberi lebih banyak pilihan bagi penumpang.
Selain itu, disetujui pula ketentuan mengenai pemanfaatan kapasitas yang belum digunakan (unutilized entitlement), yang memungkinkan kapasitas yang belum dimanfaatkan oleh salah satu pihak digunakan oleh pihak lainnya melalui kerja sama komersial antar-maskapai.
Kemudian Agustinus menambahkan, kerja sama ini tidak hanya memperluas rute penerbangan, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan peluang kerja baru bagi tenaga profesional Indonesia.
Maskapai Turki disebut telah menunjukkan komitmen untuk memperluas kerja sama, termasuk membuka kesempatan bagi pilot dan awak kabin asal Indonesia, serta memperkuat kolaborasi di bidang Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO).
Selain itu, promosi destinasi wisata Indonesia juga akan didukung melalui jaringan Turkish Airlines, yang diharapkan semakin meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara dari kawasan Eropa dan Timur Tengah.
"Kesepakatan ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk memperkuat posisi strategis dalam hubungan udara internasional sekaligus memperluas peluang ekonomi di sektor penerbangan nasional," ucapnya.
Editor: Redaktur TVRINews
