
Ablasi Aritmia Perdana dengan Teknologi baru PFA bersama tim medis Mandaya Royal Puri Hospital
Penulis: Redaksi TVRINews
TVRINews, Jakarta
Mandaya Royal Hospital Puri semakin mengukuhkan posisinya sebagai pusat layanan kesehatan berstandar internasional dengan meresmikan penggunaan teknologi terbaru dalam penanganan gangguan irama jantung atau aritmia.
Teknologi inovatif ini, yaitu Pulsed Field Ablation (PFA), resmi hadir di rumah sakit tersebut pada awal tahun 2025. Mandaya Royal Hospital Puri menjadi salah satu dari sedikit rumah sakit di Indonesia yang memiliki fasilitas canggih ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Erwin, Direktur Humas Mandaya Royal Hospital Group, pada pelaksanaan tindakan Ablasi PFA perdana yang dilakukan pada pertengahan Maret 2025.
Aritmia adalah kondisi medis yang menyebabkan gangguan pada irama jantung, yang bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak beraturan.
Gejalanya bervariasi tergantung jenis aritmia yang dialami, seperti Aritmia Fibrilasi Atrium (AFib), Aritmia Takikardia Supraventrikular (SVT), dan Aritmia Bradikardia.
Setiap jenis aritmia memiliki dampak yang berbeda pada kesehatan, mulai dari palpitasi, sesak napas, pusing, hingga potensi kelelahan dan pingsan.
Menurut dr. Sebastian Andy Manurung Sp.JP, Subsp.Ar(K), FIHA, seorang dokter spesialis aritmia jantung yang masih sangat terbatas di Indonesia, penanganan dini aritmia jantung sangat penting. "Aritmia jantung adalah kondisi yang dapat dikelola dengan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan gaya hidup sehat," jelas dr. Sebastian.
Salah satu metode penanganan aritmia yang efektif adalah ablasi jantung, sebuah prosedur untuk menghancurkan atau mengisolasi jaringan abnormal di jantung yang menyebabkan gangguan impuls listrik.
Seiring dengan perkembangan teknologi, berbagai metode ablasi telah dikembangkan, termasuk Cryoablation dan 3D Mapping Ablation. Kini, Mandaya Royal Hospital Puri menghadirkan PFA, teknologi ablasi terbaru dengan sejumlah keunggulan signifikan.
Pulsed Field Ablation (PFA) menggunakan medan listrik gelombang pendek (Pulsed Electric Field, PEF) untuk menargetkan dan menghancurkan jaringan miokardium penyebab aritmia. Teknologi ini menawarkan sejumlah keunggulan, antara lain:
Keamanan Tinggi: PFA sangat selektif terhadap jaringan jantung, meminimalkan risiko kerusakan pada organ di sekitarnya seperti esofagus, saraf frenikus, dan pembuluh darah.
Prosedur Cepat: Waktu tindakan lebih singkat dibandingkan dengan metode ablasi lainnya, sehingga pasien tidak perlu menjalani prosedur yang lama.
Kenyamanan Pasien: Rasa nyeri selama prosedur lebih minimal dibandingkan teknik ablasi lainnya.
Risiko Komplikasi Rendah: PFA tidak menyebabkan luka bakar atau pembentukan bekuan darah, menjadikannya lebih aman dan efektif.
“Teknologi PFA sedang dalam tahap adopsi global dan diprediksi akan menjadi standar utama dalam terapi ablasi aritmia di masa depan,” ungkap dr. Sebastian Andy Manurung.
Selain PFA, Mandaya Royal Hospital Puri juga menyediakan teknologi canggih lainnya, yaitu 3D Mapping Ablation. Teknologi ini menggunakan visualisasi tiga dimensi untuk mendeteksi jalur listrik abnormal di jantung, yang meningkatkan akurasi dan efektivitas prosedur ablasi.
Erwin, Direktur Humas Mandaya Royal Hospital Group, menambahkan, “Dengan hadirnya teknologi PFA, Mandaya Royal Hospital Puri menegaskan komitmen kami untuk menyediakan layanan kesehatan terbaik dan teknologi canggih bagi masyarakat Indonesia. Kami terus berupaya menghadirkan inovasi medis terkini agar pasien tidak perlu mencari pengobatan ke luar negeri.”
Sebagai informasi tambahan, Mandaya Royal Hospital Puri adalah rumah sakit swasta yang berlokasi di Jakarta Barat, dilengkapi dengan fasilitas medis modern dan tim dokter spesialis berpengalaman.
Rumah sakit ini juga telah menerima penghargaan dari Persatuan Rumah Sakit Se-Indonesia (PERSI Awards 2024) sebagai salah satu dari 10 rumah sakit terbaik di bidang layanan jantung.
"Mandaya Hospital akan terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas dengan standar internasional," tutup Erwin, mewakili manajemen Mandaya Hospital Group.
Editor: Redaktur TVRINews