Penulis: Christhoper Natanael Raja

---

TVRINews, Jakarta 

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengapresiasi kerja sama lintas pihak yang berhasil mengembalikan status Geopark Danau Toba, Sumatra Utara, menjadi kartu hijau (green card) dalam keanggotaan UNESCO Global Geopark (UGGp).

“Saya mengapresiasi kolaborasi dan kerja keras semua pihak mulai dari gubernur, kepala daerah, badan pengelola, dan stakeholder pariwisata yang sudah menjalankan semua masukan dari tim asesor sehingga Danau Toba bisa kembali menjadi green card,” ujar Widiyanti dalam keterangan tertulis yang diterima oleh tvrinews.com, Rabu, 10 September 2025/

Keputusan ini ditetapkan pada Sidang Council UNESCO Global Geoparks yang berlangsung di Chili pada 5–6 September 2025. Bersama Danau Toba, dua geopark Indonesia lainnya juga meraih green card, yaitu Geopark Rinjani Lombok (NTB) dan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu (Jawa Barat).

Dalam mekanisme UGGp, setiap geopark harus menjalani revalidasi empat tahunan. Status green card memperpanjang keanggotaan selama empat tahun, sedangkan yellow card hanya berlaku dua tahun sambil menunggu tindak lanjut rekomendasi Dewan. 

Dari 44 geopark yang dievaluasi tahun ini, 38 menerima green card dan 6 lainnya mendapat yellow card.

Widiyanti menekankan Geopark Kaldera Toba bukan hanya simbol perlindungan alam, tetapi juga ruang pembelajaran dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

“Geopark Kaldera Toba adalah wujud nyata visi pariwisata Indonesia. Sebuah destinasi yang menghadirkan keharmonisan antara alam, budaya, dan ilmu pengetahuan,” kata Widiyanti.

Kementerian Pariwisata turut mendukung upaya revalidasi melalui berbagai fasilitasi, termasuk penyelenggaraan konferensi internasional pertama Geo Tourism Destination Toba Caldera UNESCO Global Geopark 2025.

Sidang Council UGGp yang diikuti sekitar 150 pengamat dari 32 negara anggota ini akan menyampaikan laporan resmi kepada Dewan Eksekutif UNESCO untuk disahkan pada pertengahan 2026.

---

Editor: Redaksi TVRINews