
Ilustrasi masalah gigi
Penulis: Christhoper Natanael Raja
TVRINews, Jakarta
Kesehatan gigi dan mulut masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Survei Kesehatan Indonesia (SKI) mencatat, 57 persen penduduk usia di atas tiga tahun mengalami masalah gigi. Namun, hanya 11,2 persen atau sekitar tiga juta orang yang mencari pengobatan.
Direktur Penyakit Tidak Menular (PTM) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan rendahnya kesadaran masyarakat membuat masalah gigi tidak tertangani dengan baik.
“Kalau sakit gigi hilang dengan obat pereda nyeri, biasanya masyarakat tidak melanjutkan ke pengobatan. Padahal masalah giginya tidak selesai,” ujar Nadia dalam Media Briefing Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional, Kamis, 11 September 2025.
Ia menjelaskan kasus karies, gigi berlubang, gigi tanggal, hingga radang gusi masih mendominasi. Rendahnya literasi kesehatan gigi memperparah kondisi ini.
Kebanyakan masyarakat hanya menyikat gigi pagi saat mandi dan malam sebelum tidur, padahal waktu yang dianjurkan adalah setelah makan.
“Selain waktunya tidak tepat, cara menyikat gigi juga sering terlalu singkat, hanya sekitar satu menit, sehingga kurang efektif. Padahal kesehatan gigi yang buruk bisa berdampak pada organ vital, termasuk jantung. Pada ibu hamil, infeksi gigi bahkan berisiko membahayakan janin,” ucap Nadia.
Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Usman Sumantri menambahkan peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran.
“Indonesia hebat dimulai dari menjaga kesehatan gigi dan mulut. Pencegahan jauh lebih murah dan lebih mudah dibandingkan pengobatan,” kata Usman.
Usman menyoroti, hanya sebagian kecil masyarakat yang rutin memeriksakan gigi. Dari seluruh penduduk yang mengalami masalah, hanya sekitar 10 persen yang melakukan pemeriksaan secara teratur.
Bahkan, hanya 2,8 persen yang menyikat gigi dengan benar pada waktu yang tepat. Ia menekankan perlunya kolaborasi pemerintah, tenaga kesehatan, dan media untuk mengedukasi publik.
“Pemerintah sudah menunjukkan perhatian besar melalui program pemeriksaan kesehatan gratis yang juga mencakup layanan gigi. Ke depan, perlu diperkuat upaya promotif dan preventif,” tutur Usman.
Editor: Redaksi TVRINews