
Foto: Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian (dok. Kemendagri)
Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menekankan pentingnya pemerintah daerah (Pemda) mempelajari praktik pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dari Jepang.
Langkah ini dinilai krusial untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan memanfaatkan potensi yang ada.
Hal tersebut disampaikan Tito saat membuka Seminar Internasional Jepang-Indonesia bertema Penguatan Keuangan Daerah dan BUMD untuk Pertumbuhan Ekonomi Daerah di Grand Ballroom Mandarin Oriental Hotel, Jakarta, Kamis, 25 September 2025.
Dalam sambutannya, Tito mengapresiasi kehadiran perwakilan Jepang, mulai dari kepala daerah hingga pimpinan lembaga, yang berbagi pengalaman mengelola usaha daerah.
Ia menilai hubungan Indonesia-Jepang yang sudah lama terjalin harmonis telah menghasilkan banyak kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan.
“Hubungan ini sangat penting bagi Indonesia, karena Jepang adalah negara maju di Asia dan dunia, termasuk negara yang dihormati karena kemajuannya,” kata Tito dalam keterangannya.
Tito menjelaskan, Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah, wilayah luas, dan jumlah penduduk besar, sehingga membutuhkan tata kelola pembangunan dan keuangan daerah yang efektif.
"Salah satu instrumen penting adalah optimalisasi BUMD. Saat ini tercatat ada 1.091 BUMD mayoritas bergerak di sektor air minum, perbankan, dan pertambangan," ujarnya.
Namun, Tito mengakui tidak semua BUMD memberikan kontribusi optimal terhadap keuangan daerah. Sebagian masih merugi akibat lemahnya manajemen dan adanya campur tangan politik.
“Ini yang kami awasi, karena pemegang saham terbesar BUMD adalah pemerintah daerah,” tegasnya.
Mendagri berharap seminar internasional ini menjadi momentum bagi Pemda untuk belajar dari Jepang dalam membangun BUMD yang sehat.
“Melalui seminar ini kami berharap kita bisa belajar dari tokoh-tokoh yang hadir,” ujarnya.
Lebih lanjut, Ia mencontohkan Kota Kitakyushu yang sukses mengelola usaha air minum serta Kota Shiranuka yang mampu memanfaatkan potensi lokal sebagai sumber pendapatan.
Editor: Redaktur TVRINews