
Menkomdigi: Pengembangan Sistem Digitalisasi Harus Dibarengi Edukasi
Penulis: Thomy Mirulewan
TVRINews, Jakarta
Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menggelar kegiatan Monitoring Konektivitas Digital secara daring yang dihadiri langsung oleh Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, melalui platform Zoom Meeting. Kegiatan ini melibatkan warga, perangkat desa, tenaga pendidik, serta petugas kesehatan dari 14 titik lokasi layanan publik di tiga provinsi prioritas pembangunan: Maluku Utara, Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dipusatkan di Desa Kalali, Kecamatan Fatuleu Barat, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.
Dalam arahannya, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya evaluasi dan pemantauan pemanfaatan infrastruktur konektivitas digital yang telah dibangun oleh pemerintah melalui Badan Layanan Umum BAKTI Komdigi, saat ini sudah terdapat 27.858 lokasi publik kini telah terhubung dengan akses internet melalui kapasitas satelit SATRIA-1 dan 6.747 lokasi telah menerima sinyal seluler 4G.
Sejak 2025, peningkatan kualitas layanan dilakukan melalui modernisasi jaringan transmisi dari VSAT ke microwave dan penyediaan komitmen Committed Information Rate (CIR) sebesar 8 Mbps per lokasi melalui kerja sama dengan Telkomsat. Inisiatif ini diharapkan mampu menunjang produktivitas masyarakat setempat di bidang pendidikan, kesehatan, serta kewirausahaan digital.
“Kegiatan monitoring ini dilakukan secara reguler oleh BAKTI, sebelumnya sudah kita lakukan di Papua dan Aceh yang berbeda saat ini adalah bahwa lokasi-lokasi yang terhubung pada pertemuan kita ini adalah lokasi penyediaan sinyal seluler 4G yang sejak Februari 2025 kapasitasnya telah kita migrasikan atau ditingkatkan sebesar 8 Mbps sehingga ketersediaan kapasitas untuk setiap BTS menjadi lebih terjamin. Hal ini juga berpengaruh pada peningkatan performansi yang kita bisa lihat dari parameter radio seperti latency dan penurunan packet loss,”ujar Menkomdigi Meutya Hafid.
Salah satu capaian penting lain lanjut Menkomdigi, pemanfaatan satelit SATRIA-1 dengan kapasitas 150 Gbps, yang kini telah melayani ribuan titik layanan publik. Pemerataan akses ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun fondasi digital yang merata di seluruh Indonesia.
Kegiatan monitoring juga menjadi forum dialog antara Menteri Komunikasi dan Digital dengan berbagai pihak di lapangan, termasuk Gubernur NTT, Gubernur Maluku Utara, Direktur Utama Telkomsat, kepala desa, kepala puskesmas, serta perwakilan masyarakat dan prajurit TNI di perbatasan RI–Timor Leste.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur NTT Melki Laka Lena meminta agar pemerintah dalam hal ini Menkomdigi dapat memperhatikan Provinsi NTT sebagai provinsi kepulauan dan daerah Perbatasan yang sangat membutuhkan fasilitas komunikasi.
"Digitalisasi sangat penting, terutama dalam mendukung program One Village One Product (OVOP) yang kami harapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dengan digitalisasi, akses ke pasar dan e-commerce menjadi lebih mudah, sehingga produk-produk unggulan dari NTT bisa menjangkau pasar yang lebih luas," tutur Gubernur Provinsi NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena.
Sementara itu, Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda yang hadir dalam rapat monitoring tersebut juga mengatakan, konektivitas dan kualitas layanan kesehatan serta Pendidikan dapat meningkat melalui pemanfaatan teknologi di semua daerah termasuk Malut.
"dengan konektivitas, kualitas layanan kesehatan dan pendidikan dapat meningkat melalui pemanfaatan teknologi. Kami menghadapi kesulitan mencari tenaga pendidik di wilayah kami, namun kini anak-anak bisa belajar secara daring. Dalam bidang kesehatan, konektivitas memungkinkan kami melakukan telekonsultasi jarak jauh," papar Gubernur Maluku Utara, Sherly Tjoanda.
Baca Juga:
Basarnas Evakuasi Lakalantas Truk Pengangkut Semen Masuk Jurang di Rejang Lebong |
Editor: Redaksi TVRINews