
Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan sebanyak 6.919 Masjid Ramah Pemudik di berbagai daerah untuk melayani masyarakat selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Program ini menjadi bagian dari upaya menghadirkan masjid sebagai ruang pelayanan publik yang aman, nyaman, dan inklusif bagi para musafir.
Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar mengatakan, Masjid Ramah Pemudik merupakan wujud nyata peran masjid di ruang publik, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai ruang kemanusiaan yang melayani siapa pun tanpa sekat.
"Masjid adalah rumah bagi siapa saja. Ini bukti bahwa toleransi di Indonesia tidak berhenti pada tataran wacana, tetapi hadir dalam tindakan nyata," kata Nasaruddin dalam keterangan tertulis, dikutip dari siaran pers yang diterima tvrinews.com, Kamis, 25 Desember 2025.
Menurut Menag, ribuan masjid yang disiapkan selama Nataru diharapkan dapat dimanfaatkan pemudik dan pengguna jalan sebagai tempat istirahat yang aman dan nyaman. Ia juga mengimbau pengelola masjid untuk memberikan pelayanan maksimal demi keselamatan para pelintas jalan.
"Jika memungkinkan, sediakan minuman hangat agar pengemudi tidak mengantuk. Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti mampu menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya," jelasnya.
Direktur Jenderal Bimas Islam, Abu Rokhmad menambahkan, momentum akhir tahun memiliki dimensi keagamaan sekaligus sosial. Di satu sisi umat Nasrani merayakan Natal, sementara di sisi lain masyarakat memanfaatkan libur panjang untuk bepergian.
"Mudik dan liburan adalah fenomena kemasyarakatan yang dinikmati bersama. Membuka masjid untuk melayani musafir merupakan praktik keagamaan yang bernilai luhur," ucap Abu Rokhmad.
Ia menegaskan, Kemenag akan terus menyempurnakan program Masjid Ramah Pemudik, termasuk untuk menyambut arus mudik Idulfitri mendatang. Menurutnya, kerukunan antarumat beragama harus diwujudkan melalui aksi nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Arsad Hidayat menyampaikan bahwa pelaksanaan Masjid Ramah Pemudik pada Nataru ini merupakan yang pertama secara khusus, meski konsepnya telah diterapkan pada arus mudik Lebaran.
"Masjid Ramah Pemudik menegaskan bahwa masjid melayani seluruh warga, termasuk masyarakat nonmuslim, sebagai wujud Islam yang rahmatan lil ‘alamin," ujar Arsad Hidayat.
Arsad menambahkan, konsep ini merupakan bagian dari kebijakan masjid ramah Kemenag, yang mencakup masjid ramah lansia, ramah anak, ramah perbedaan, ramah lingkungan, serta berfungsi sebagai ruang penyelesaian persoalan sosial.
"Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat yang bersih, aman, dan nyaman menjadi salah satu faktor penting dalam menekan angka kecelakaan lalu lintas selama masa libur panjang," ungkap Arsad Hidayat.
Editor: Redaktur TVRINews
