
Roblox Wajibkan Verifikasi Orangtua untuk Pemain Anak
Penulis: Nisa Alfiani
TVRINews, Jakarta
Platform game online Roblox belakangan menuai kritik dari berbagai negara karena dianggap berisiko bagi anak-anak dan remaja. Menanggapi hal itu, perusahaan asal AS tersebut menyiapkan serangkaian langkah baru yang akan mulai dijalankan sebelum tahun 2026.
Salah satu fokus utama adalah pengetatan verifikasi usia. Mekanisme ini sebelumnya sudah ada sejak 2021, bersamaan dengan hadirnya fitur komunikasi suara (Voice Chat). Namun, Roblox berjanji akan menghadirkannya dengan sistem yang lebih akurat, termasuk integrasi dengan kontrol orangtua (Parental Controls).
Saat ini, pengguna yang membuat akun cukup mengisi tanggal lahir, sehingga masih terbuka peluang bagi anak-anak untuk mengaku sebagai pengguna dewasa. Meski belum bisa langsung mengakses fitur komunikasi tanpa verifikasi, celah manipulasi tetap ada—misalnya dengan menggunakan identitas orang lain.
Ke depan, proses validasi usia akan membutuhkan persetujuan orangtua, sehingga sistem dapat menyesuaikan fitur maupun konten yang tersedia bagi anak maupun remaja.
Batasi Percakapan Antar Usia
Selain verifikasi, Roblox juga menyiapkan pembatasan komunikasi antara orang dewasa dan anak-anak. Nantinya, interaksi langsung hanya bisa dilakukan jika kedua pengguna terbukti memiliki hubungan di dunia nyata.
Meski belum dijelaskan rinci, kemungkinan besar sistem ini akan memanfaatkan fitur Trusted Connections, yang diperkenalkan awal 2025. Melalui fitur itu, kedekatan antar pengguna bisa dibuktikan lewat verifikasi kontak, persetujuan orangtua, atau mekanisme lain.
“Lapisan keamanan tambahan ini dirancang agar anak-anak hanya mengakses konten sesuai usianya. Kami berharap langkah ini bisa menjadi standar baru bagi industri gim maupun media sosial,” ujar Matt Kaufman, Chief Safety Officer Roblox, dalam keterangan resminya.
Baca juga: Pantau Keamanan Jakarta, Polda Metro Jaya Gelar Patroli Hingga 9 September
Editor: Redaksi TVRINews