
Foto : File TNI
Penulis: Fityan
TVRInews – Puncak Papua Tengah
Mayjen Lucky Avianto: Jeki Murib Ditangkap Hidup-hidup Tak Mungkin, TNI Bertindak Tegas demi Melindungi Warga dan Rumah Ibadah
Pasukan Komando Operasi TNI (Koops Habema) berhasil menembak mati salah satu tokoh penting kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM), Jeki Murib, yang dikenal sebagai pelaku pembakaran gereja, sekolah, dan fasilitas publik lainnya di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
“Jeki Murib merupakan Wakil Komandan Wilayah OPM Kepala Air. Dia terlibat dalam sejumlah aksi teror, termasuk pembakaran gereja di Desa Pinapa dan sekolah di Desa Pinggil,” ungkap Pangkoops Habema, Mayjen TNI Lucky Avianto, Kamis (10/7/2025).
Jeki Murib tewas dalam kontak senjata singkat berdurasi 10 menit di Desa Kulume, Distrik Omukia. Dari lokasi kejadian, pasukan TNI juga menyita sejumlah senjata tradisional seperti tombak dan anak panah, serta bendera bintang kejora.
"Dia bukan hanya membakar gereja dan sekolah. Kami mendapat laporan bahwa Jeki juga membakar rumah Bupati Puncak Elvis Tabuni, puskesmas, dan kantor distrik," tegas Lucky.
Menurut Mayjen Lucky, tindakan tegas diambil karena Jeki dan kelompoknya kerap melakukan penyerangan terhadap aparat dan warga sipil. Pasukan Koops Habema disebut telah bergerak dengan profesional dan sesuai dengan aturan hukum dan HAM.
Tidak ada korban luka dari pihak TNI maupun warga sipil dalam operasi tersebut. Jeki diketahui ditinggalkan oleh 12 anggotanya setelah terkena tembakan.
Insiden penyerangan ini bermula pada Minggu (6/7/2025), saat kelompok OPM bersenjata masuk ke Desa Pinggil dan membakar satu-satunya sekolah di sana. Warga yang seluruhnya Orang Asli Papua (OAP) terpaksa melarikan diri ke hutan. Satu jam kemudian, kelompok itu juga membakar gereja di Desa Pinapa, yang merupakan pusat ibadah dan aktivitas sosial masyarakat sekitarnya.
"Sungguh miris, gereja dan sekolah yang menjadi tiang peradaban dan pendidikan masyarakat Papua justru menjadi sasaran kebiadaban kelompok separatis," ujar Lucky, peraih Adhi Makayasa TNI AD 1996 dan lulusan terbaik Lemhanas PPSA XXIV 2023.
Ia menilai, pembakaran fasilitas pendidikan dan ibadah tersebut adalah upaya OPM untuk melanggengkan kebodohan dan keterbelakangan di Papua.
"Gereja bagi masyarakat Papua bukan sekadar tempat ibadah, tetapi simbol peradaban, pusat pendidikan, dan perjuangan budaya. Membakarnya adalah tindakan biadab terhadap jati diri Papua itu sendiri," tambahnya.
Mayjen Lucky menegaskan, dukungan masyarakat terhadap TNI kian kuat, dan ini menjadi momentum bagi aparat keamanan untuk memberantas OPM sampai ke akar-akarnya.
“Insya Allah, Papua akan segera bebas dari teror. Bersama masyarakat, kami berkomitmen menjaga kedamaian dan menegakkan keadilan di Bumi Cendrawasih,” pungkasnya.
Editor : Redaksi TVRINews
Baca Juga: Rp53,7 Miliar Mengalir .KPK Sita Ruko, Rumah Mewah hingga Sawah Eks Pejabat Kemnaker
Editor: Redaksi TVRINews