
Kemenperin Dorong Wirausaha Muda Naik Kelas Lewat Program CBI 2025
Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong pelaku industri kecil dan menengah (IKM), khususnya di sektor kriya dan fesyen, agar naik kelas melalui program Creative Business Incubator (CBI) 2025. Program ini bertujuan meningkatkan skala usaha dan omzet penjualan IKM yang terpilih.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin, Reni Yanita, menjelaskan bahwa CBI tidak hanya berfungsi sebagai inkubator, tetapi juga sebagai sarana pendampingan intensif bagi wirausaha baru, terutama dari kalangan generasi muda.
“Penelitian menunjukkan bahwa bisnis lebih berpeluang bertahan dan berkembang ketika didampingi mentor. Dalam program CBI ini, 10 IKM terpilih akan mendapatkan pembinaan langsung dari mentor berpengalaman yang akan membantu mengatasi tantangan dalam pengembangan bisnis mereka,” ujar Reni dalam keterangan tertulis, Senin, 19 Mei 2025.
Sepuluh peserta yang lolos dalam program Coaching CBI 2025 adalah Delova Wardro, Hanabira, CV Amod Bali, Wiras Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB, Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji.
Reni berharap para peserta dapat mengikuti jejak alumni CBI sebelumnya yang telah berhasil meningkatkan kapasitas produksi, omzet, dan naik kelas dari usaha mikro menjadi kecil, atau dari kecil menjadi menengah.
Mengacu pada riset Universitas Ciputra, sebanyak 74,03 persen bisnis yang mendapatkan pendampingan terbukti lebih bertahan dan berkembang. Pendampingan dinilai mampu mempercepat pertumbuhan usaha, menekan risiko kegagalan, serta mendorong terciptanya bisnis yang berkelanjutan.
“Sinergi dan kolaborasi lintas sektor dalam pendampingan ini sangat penting agar pelaku industri, khususnya wirausaha muda, mampu bersaing dan memberi kontribusi lebih besar terhadap pertumbuhan industri manufaktur nasional,” tambahnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri pengolahan nonmigas mencatat pertumbuhan 4,31 persen pada kuartal I tahun 2025. Kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) juga meningkat menjadi 17,50 persen.
Sementara itu, laporan Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 menunjukkan bahwa tingkat kewirausahaan Indonesia telah mencapai 21,6 persen, lebih tinggi dibanding negara ASEAN lain seperti Thailand (17,8 persen), Malaysia (13,4 persen), dan Vietnam (15,2 persen).
Namun demikian, tingginya angka kewirausahaan belum diimbangi dengan peningkatan produktivitas dan nilai tambah usaha.
“Inilah tantangan kita bersama — baik pemerintah, akademisi, maupun sektor swasta — untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan yang mendorong wirausaha muda naik kelas, meningkatkan nilai produk, omzet, serta menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” pungkas Reni.
Baca Juga: Besok, 500 Ribu Driver Ojol Siap Matikan Layanan Aplikasi
Editor: Redaksi TVRINews