
Kolaborasi Jadi Kunci Sukses Program Makan Bergizi Gratis di Bekasi
Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Bekasi
Pemerintah pusat, daerah, hingga masyarakat terus memperkuat kolaborasi dalam mendukung pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di berbagai wilayah. Program ini menjadi langkah strategis pemerintah dalam mengatasi masalah gizi di Indonesia, sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini.
Anggota Komisi IX DPR RI Nuroji turut hadir secara langsung dan menyampaikan pentingnya sinergi semua pihak dalam pelaksanaan program tersebut. Ia menegaskan, Badan Gizi Nasional (BGN) memiliki peran penting dalam penguatan literasi gizi di masyarakat.
"Permasalahan gizi tidak bisa diselesaikan sendiri, dibutuhkan kolaborasi seluruh elemen bangsa. Mari kita tingkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama di Kota Bekasi," ujar Nuroji dalam keterangannya, Minggu 10 Agustus 2025.
Sementara itu, melalui sambungan virtual, Tenaga Ahli Direktorat Promosi dan Edukasi Gizi BGN, Adib Al Fikry, menjelaskan bahwa pemenuhan gizi yang baik berdampak langsung pada kemampuan belajar dan kontribusi anak di masyarakat.
“Dengan pola makan sehat, potensi pemenuhan 20–30 persen kebutuhan kalori harian anak bisa tercapai. Program MBG bertujuan mengubah perilaku makan, meningkatkan literasi gizi keluarga, serta menjadikan gizi sebagai bagian dari budaya sehari-hari,” jelasnya.
Ia menambahkan, pentingnya edukasi gizi sejak dini karena perkembangan otak anak berlangsung pesat pada usia 0 hingga 18 tahun. Program MBG diharapkan dapat meningkatkan akses makanan bergizi, pengetahuan tentang gizi, serta mendorong pola makan sehat.
Dukungan juga datang dari Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Jatiasih, Bekasi, Erlinda Matondang. Ia menyebut MBG tidak hanya menargetkan penanganan stunting, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia yang unggul di masa depan.
“Pendistribusian dilakukan dua kali seminggu dengan melibatkan kader posyandu. Rencananya, ada 169 dapur MBG di Kota Bekasi yang melayani sekitar 4.000 penerima manfaat per dapur,” terang Erlinda.
Ia menegaskan, anak-anak usia emas menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan program ini sebagai upaya konkret penanganan stunting.
Editor: Redaktur TVRINews